Cara Menggunakan Automated External Defibrillator Sebagai Pertolongan Pertama Henti Jantung
Sebagian besar kasus henti jantung terjadi pada orang yang memiliki masalah jantung. Orang yang mengalami henti jantung harus segera mendapatkan pertolongan sesegera mungkin agar mampu bertahan hidup. Sebelum bantuan medis tiba, pemberian bantuan cardiopulmonary resuscitation (CPR) dan penggunaan alat AED sangat diperlukan untuk menyelamatkan nyawa. Automated External Defibrillator atau yang biasa disingkat dengan AED adalah sebuah alat medis yang berfungsi untuk menganalisa irama jantung secara otomatis dan kemudian memberikan kejutan listrik untuk mengembalikan irama jantung jika diperlukan. Biasanya alat ini digunakan sebagai pertolongan pertama bagi pasien serangan jantung yang tidak sadarkan diri atau seseorang yang mengalami henti jantung.
Dengan mengetahui cara penggunaan Automated External Defibrillator (AED) di rumah atau pun di tempat umum yang dimana alat ini tersedia, Anda dapat menyelamatkan nyawa seseorang. Berikut ini adalah panduan cara menggunakan AED yang benar:
- Jika Anda melihat ada orang yang tiba-tiba pingsan atau tidak sadar, segera panggil bantuan medis atau ambulans. Setelah itu, minta seseorang untuk mencari alat AED terdekat.
- Periksa apakah penderita benar-benar tidak sadar. Jika penderita sudah dewasa, coba guncangkan tubuhnya atau panggil dengan suara keras. Namun jika penderita adalah anak kecil, jangan guncangkan tubuhnya, melainkan cukup dicubit saja. Jika penderita sadar atau dapat merespons, jangan gunakan AED.
- Jika penderita tidak sadar, periksa pernapasan dan denyut nadinya. Apabila penderita tak bernapas dan denyut nadinya tidak teraba, atau teraba namun tidak teratur, lakukanlah CPR (cardiopulmonary resuscitation). Kompresi dada dan pemberian napas buatan melalui CPR dapat memberikan oksigen sementara pada penderita sambil menunggu AED.
- Ketika AED tiba, pastikan tubuh penderita dan kondisi di sekitarnya sudah benar-benar kering. Lepaskan pakaian dan benda lain yang menempel pada tubuh penderita, seperti koyo atau kalung.
- Setelah itu, nyalakan alat AED. Alat AED akan memberikan panduan dalam bentuk suara mengenai langkah demi langkah yang harus Anda lakukan.
- Terdapat dua lempeng elektroda AED yang harus ditempelkan ke dada penderita sesuai posisi yang tampak pada gambar di AED. Jika kabel lempeng elektroda ini belum tersambung langsung ke AED, segera sambungkan.
- Setelah elektroda terpasang, hentikan CPR dan tekan tombol ”analisis”. Pastikan tidak ada yang menyentuh tubuh penderita selama AED menganalisis denyut jantungnya. Hal ini untuk mencegah kesalahan analisis AED.
- Setelah analisis selesai, AED akan menginformasikan kepada penolong apakah penderita perlu diberi kejutan listrik atau tidak. Jika alat AED menyebutkan bahwa penderita perlu diberi kejut listrik, pastikan bahwa sudah tidak ada penolong yang menyentuh tubuh penderita sama sekali, lalu tekan tombol “shock” di AED untuk memberikan kejutan listrik.
- Setelah memberikan kejut listrik, alat AED akan memberikan arahan kepada penolong untuk memeriksa pernapasan dan denyut nadi penderita. Jika belum kembali, AED akan meminta penolong untuk melanjutkan CPR. Setelah dua menit, AED akan kembali menganalisis denyut jantung penderita dan menentukan apakah dibutuhkan kejutan listrik lagi.
- Jika kejutan listrik tidak diperlukan tapi penderita belum menunjukkan tanda-tanda kesadaran, terus lakukan CPR sesuai arahan alat AED hingga bantuan medis tiba.
Automated External Defibrillator merupakan alat medis yang tepat dalam menyelamatkan nyawa seseorang dengan memberikan defibrilasi saat terjadi serangan jantung. Alat ini didesain praktis untuk digunakan dimanapun, dan kapanpun. Lindungi orang sekitar di lokasi Anda & dapatkan ketenangan pikiran dengan Automated External Defibrillator (AED) dari SECOM. Hubungi kami untuk kebutuhan lebih lanjut mengenai AED.